A.
Benang Merah
Proses pengukuran kinerja
haruslah didahului dengan pengakuan terhadap obyek kinerja, yang telah dibahas
dalam empat bagian di buku ini. Pengakuan akan kinerja manajerial telah
ditelusuri dari aspek akuntansi manajemen ke detail aspek anggaran. Sedangkan
pengakuan tentang kinerja akuntansi telah dirumuskan dalam hubungan antar
standar akuntansi dan sistem akuntansi. Pengakuan akan pengolahan pendanaan
telah dikupas dalam topik investasi, pembelanjaan dan fiskal. Dan dibagian
terakhir, proses pemeriksaan terhadap kinerja manajerial, akuntansi dan
pembelanjaan telah dilakukan.
B.
Definisi
Kinerja adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebjiksanaan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan , misi, dan visi organisasi yang terutang dalam
perumusan skema strategis suatu organisasi. Menurut Larry D Stout(1993)
menyatakan bahwa “Penilaian Kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur
pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil-hasil
yang ditampilkan berupa produk, jasa ataupun suatu proses”.
1.
Tujuan
atau manfaat Penilaian Kinerja
Peranan
pengukuraan prestasi sebagai alat manajemen untuk :
a.
Memastikan
pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk pencapaian prestasi
b.
Memastikan
tercapainya skema prestasi yang disepakati
c.
Memonitor
dan mengevaluasi kinerja
d.
Memberikan
penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasi pelaksanaan yang telah
diukur dengan sistem pengukuran prestasi yang telah disepakati
e.
Menjadikan
alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki prestasi
organisasi
f.
Mengidentifikasi
apakah kepuasan pelanggan sudah diperbaiki
g.
Membantu
memahami proses kegiatan instansi pemerintah
h.
Memastikan
bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif
i.
Menunjukan
peningkatan yang perlu dilakukan
j.
Mengungkap
permasalah yang terjadi
2.
Prinsip-prinsip
Pemilihan Ukuran Kinerja
a.
Evaluasi
kembali ukuran yang ada
b.
Mengukur
kegiatan yang penting, tidak hanya hasil keseluruhan
c.
Pengukuran
harus memotivasi tim kerja untuk pencapaian tujuan.
d.
Proses
pengukuran merupakan perangkat yang terintegrasi
e.
Fokus
pengukuran harus melibatkan akuntabilitas publik
3.
Aspek
yang Diukur
a.
Aspek
finansial
b.
Kepuasan
pelanggan
c.
Operasi
dan pasar internal
d.
Kepuasan
pegawai
e.
Kepuasan
komunitas dan shareholders/stakeholders
f.
Waktu
Mekanisme pengukuran kinerja dapat
dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sbb:
1)
Membuat
komitmen dan menjalankan pengukuran kinerja
2)
Perlakuan
pengukuran kinerja sebagai suatu proses yang berkelanjutan
3)
Menyesuaikan
proses pengukuran kinerja dengan organisasi
4.
Teknik
dan Metode Pengukuran
a.
Skala
nominal
Skala
nominal merupaka skala pengukuran yang paling rendah tingkatnya karena dengan
skala ini obyek pengukuran hanya dapat dikelompokan berdasarkan ciri yang sama
b.
Skala
ordinal
Skala
ini lebih baik daripada skala nominal. Kelebihan skala ordinal daripada nominal
yaitu golongan atau klasifikasi dalam skala ordinal dapat dibedakan
tingakatannya.
c.
Skala
interval
Skala
ini memiliki ciri yang sama dengan skala ordinal, yaitu dapat membedakan obyek
kedalam golongan yang berjenjang.
d.
Skala
rasio
Skala
rasio merupakan skala yang tertinggi tingkatnya. Selain mempunyai kesamaan
dengan skala interval yang berarti juga mempunyai ciri yang dimiliki oleh semua
skala dibawahnya.
5.
Siklus
Pengukuran Kinerja
1)
Perencanaan
Strategik
Yang
berkenaan dengan penetapan Visi, Misi, Tujuan , dan Sasaran, Kebijakan, program
operasional dan kegiatan /aktivitas
2)
Penetapan
indikator kinerja
Indikator
kinerja dapat berupa indikator input,
output,outcomes,benefit atau impacts
3)
Mengembangkan
sistem pengukuran kinerja
Ada
tiga kegiatan dalam tahap ini. Pertama harus yakin bahwa mempunyai data atau
pencarian data yang diperlukan terus dilanjutkan sesuai siklus pengukuran
kinerja. Kedua, mengukur kinerja, harus mengumpulkan data. Terakhir,
menggunakan data pengukuran kinerja yang dihimpun, dan hal ini harus
dipresentasikan dengan cara yang dapat dimengerti.
4)
Penyempurnaan
Ukuran
Pada
tahap ini, pemikiran atas indikator hasil dan indikator dampak menjadi lebih
panjang dibandingkan atas indikator masukan dan keluaran
5)
Pengintegrasian
dengan Proses Manajemen
Pada
saat ukuran kinerja tersedia, tantangan selanjutnya adalah mengintegrasi
pengukuran kinerja dengan proses manajemen.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian Indra. 2001. “ Akuntansi Sektor Publik di Indonesia “,
Yogyakarta ; BPFE UGM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar