Selasa, 18 September 2012

PENILAIAN KINERJA SEKTOR PUBLIK



A.   Benang Merah
Proses pengukuran kinerja haruslah didahului dengan pengakuan terhadap obyek kinerja, yang telah dibahas dalam empat bagian di buku ini. Pengakuan akan kinerja manajerial telah ditelusuri dari aspek akuntansi manajemen ke detail aspek anggaran. Sedangkan pengakuan tentang kinerja akuntansi telah dirumuskan dalam hubungan antar standar akuntansi dan sistem akuntansi. Pengakuan akan pengolahan pendanaan telah dikupas dalam topik investasi, pembelanjaan dan fiskal. Dan dibagian terakhir, proses pemeriksaan terhadap kinerja manajerial, akuntansi dan pembelanjaan telah dilakukan.
B.   Definisi
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebjiksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan , misi, dan visi organisasi yang terutang dalam perumusan skema strategis suatu organisasi. Menurut Larry D Stout(1993) menyatakan bahwa “Penilaian Kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa ataupun suatu proses”.
1.    Tujuan atau manfaat Penilaian Kinerja
Peranan pengukuraan prestasi sebagai alat manajemen untuk :
a.    Memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk pencapaian prestasi
b.    Memastikan tercapainya skema prestasi yang disepakati
c.    Memonitor dan mengevaluasi kinerja
d.    Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasi pelaksanaan yang telah diukur dengan sistem pengukuran prestasi yang telah disepakati
e.    Menjadikan alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki prestasi organisasi
f.     Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah diperbaiki
g.    Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
h.    Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif
i.      Menunjukan peningkatan yang perlu dilakukan
j.      Mengungkap permasalah yang terjadi
2.    Prinsip-prinsip Pemilihan Ukuran Kinerja
a.    Evaluasi kembali ukuran yang ada
b.    Mengukur kegiatan yang penting, tidak hanya hasil keseluruhan
c.    Pengukuran harus memotivasi tim kerja untuk pencapaian tujuan.
d.    Proses pengukuran merupakan perangkat yang terintegrasi
e.    Fokus pengukuran harus melibatkan akuntabilitas publik
3.    Aspek yang Diukur
a.    Aspek finansial
b.    Kepuasan pelanggan
c.    Operasi dan pasar internal
d.    Kepuasan pegawai
e.    Kepuasan komunitas dan shareholders/stakeholders
f.     Waktu
Mekanisme pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sbb:
1)    Membuat komitmen dan menjalankan pengukuran kinerja
2)    Perlakuan pengukuran kinerja sebagai suatu proses yang berkelanjutan
3)    Menyesuaikan proses pengukuran kinerja dengan organisasi
4.    Teknik dan Metode Pengukuran
a.    Skala nominal
Skala nominal merupaka skala pengukuran yang paling rendah tingkatnya karena dengan skala ini obyek pengukuran hanya dapat dikelompokan berdasarkan ciri yang sama
b.    Skala ordinal
Skala ini lebih baik daripada skala nominal. Kelebihan skala ordinal daripada nominal yaitu golongan atau klasifikasi dalam skala ordinal dapat dibedakan tingakatannya.
c.    Skala interval
Skala ini memiliki ciri yang sama dengan skala ordinal, yaitu dapat membedakan obyek kedalam golongan yang berjenjang.
d.    Skala rasio
Skala rasio merupakan skala yang tertinggi tingkatnya. Selain mempunyai kesamaan dengan skala interval yang berarti juga mempunyai ciri yang dimiliki oleh semua skala dibawahnya.
5.    Siklus Pengukuran Kinerja


1)    Perencanaan Strategik
Yang berkenaan dengan penetapan Visi, Misi, Tujuan , dan Sasaran, Kebijakan, program operasional dan kegiatan /aktivitas
2)    Penetapan indikator kinerja
Indikator kinerja dapat berupa indikator input, output,outcomes,benefit atau impacts
3)    Mengembangkan sistem pengukuran kinerja
Ada tiga kegiatan dalam tahap ini. Pertama harus yakin bahwa mempunyai data atau pencarian data yang diperlukan terus dilanjutkan sesuai siklus pengukuran kinerja. Kedua, mengukur kinerja, harus mengumpulkan data. Terakhir, menggunakan data pengukuran kinerja yang dihimpun, dan hal ini harus dipresentasikan dengan cara yang dapat dimengerti.
4)    Penyempurnaan Ukuran
Pada tahap ini, pemikiran atas indikator hasil dan indikator dampak menjadi lebih panjang dibandingkan atas indikator masukan dan keluaran
5)    Pengintegrasian dengan Proses Manajemen
Pada saat ukuran kinerja tersedia, tantangan selanjutnya adalah mengintegrasi pengukuran kinerja dengan proses manajemen.


DAFTAR PUSTAKA
Bastian Indra. 2001. “ Akuntansi Sektor Publik di Indonesia “, Yogyakarta ; BPFE UGM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar