A.
KONSEP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran merupakan pernyataan estimasi
kinerja yang hendak dicapai selama periode tertentu yang diukur dalam ukuran
financial. Penganggaran adalah proses atau metoda untuk mempersiapkan suatu
anggaran. Penganggaran dalam suatu organisasi merupakan suatu politik. Anggaran
sektor publik merupakan instrument akuntabilitas atas pengelolaan dana public
dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik.
Penganggaran sektor public terkait dengan
proses penentuan jumlah alokasi dana tiap-tiap program dan aktivitas dalam
satuan moneter. Anggaran merupakan managerial
plan for action untuk memfasilitasi
tercapainya tujuan organisasi. Aspek – aspek yang harus tercakup dalam anggaran
sektor public meliputi :
1.
Aspek perencanaan
2.
Aspek pengendalian
3.
Aspek akuntabilitas public
Penganggaran
harus dimulai mulai tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Proses
penganggaran akan lebih efektif jika diawasi oleh lembaga pengawasan khusus
(oversight body) yang bertugas mengontrol proses perencanaan dan pengendalian
anggaran.
B.
PENGERTIAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Menurut National Committee on
Governmental Accounting (NCGA), saat ini Governmental Accounting Standarts
Board (GASB), definisi anggaran (budget) sebagai berikut:
…. Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang
diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam
periode waktu tertentu.[1]
Anggaran publik berisikan kegiatan yang
direpresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam
satuan moneter. Anggaran merupakan suatu dokumen yang menggambarkan kondisi
keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi pendapatan, belanja dan
aktivitas. Berisikan estimasi mengenai yang akan dilakukan dimasa yang akan
datang. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran public merupakan suatu
rencana financial yang menyatakan :
1.
Berapa biaya atas rencana-rencana
yang dibuat (pengeluaran/belanja).
2.
Berapa banyak dan bagaimana
caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana
tersebut (pendapatan).
C.
PENTINGNYA ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran sektor publik dibuat untuk
membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat seperti listrik, air,
pendidikan dll. Tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh pemerintah melalui
anggaran yang mereka buat. Anggaran merupakan blue print keberadaan sebuah negara dan merupakan arahan di masa
yang akan datang
Anggaran dan kebijakan Fiskal pemerintah.
Anggaran
fiscal adalah usaha yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi keadaan
ekonomi melalui sistempengeluran atau system perpajakan untuk mencapai tujuan
tertentu.
D.
FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Fungsi utama anggaran sektor
public:
a.
Anggaran sebagai alat
perencanaan (planning tool)
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen
untuk mencapai tujuan organisasi.
b.
Anggaran sebagai alat
pengendalian (control tool)
Anggaran sebagai
instrument pengendalian digunakan untuk menghindari adanya over spanding, underspending dan salah sasaran (misappropriation) dalam mengoprasikan anggaran pada bidang lain
yang bukan prioritas. Anggaran merupakan alat untuk memonitor kondisi keuangan
dan pelaksanaan operasional program atau kegiatan pemerintah.
c.
Anggaran sebagai alat kebijakan
fiscal (fiscal tool)
Anggaran sebagai alat
kebijakan fiscal pemerintah digunakan
untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
d.
Anggaran sebagai alat politik (political tool)
Anggaran digunakan
untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap prioritas
tersebut.
e.
Anggaran sebagai alat
koordinasi dan komunikasi (coordination
and communication tool)
Anggaran public
merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintah. Anggaran public juga
berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.
f.
Anggaran sebagai alat penilaian
kerja (performance measurement tool)
Anggaran merupakan alat yang efektif
untuk pengendalian dan kinerja.
g.
Anggaran sebagai alat motivasi (motivation tool)
Anggaran dapat
digunakan sebagai alat untuk memotivasi
manajer dan stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam
mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
h.
Anggaran sebagai alat untuk
menciptakan ruang public (public sphere)
Masyarakat, LSM,
Perguruan tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam
proses penganggaran public.
E.
JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran
sektor public dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Anggaran operasional (operation / recurrent budget)
Anggaran operasional digunakan untuk
merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan.
b.
Anggaran Modal/Investasi (capital/investment budget)
Anggaran modal menunjukkan rencana jangka
panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan,
kendaraan, perabot, dan sebagainya.
F.
PRINSIP-PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Prinsip-prinsip
anggaran sektor public meliputi:
a.
Otorisasi oleh legislative
Anggaran public harus mendapatkan
otorisasi dari legislative terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat
membelanjakan anggaran tersebut.
b.
Komprehensif
Anggaran harus menunjukkan semua
penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
c.
Keutuhan anggaran
Semua penerimaan dan belanja pemerintah
harus terhimpun dalam dana umum (general
fund).
d.
Nondiscretionary appropriation
Jumlah yang disetujui oleh dewan
legislative harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif.
e.
Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang
periodic, dapat bersifat tahunan maupun multitahunan.
f.
Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak
memasukkan cadangan yang tersembunyi (hidden
reserve) yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan
efisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate
pengeluaran.
g.
Jelas
Anggaran hendaknya sederhana, dapat
dipahami masyarakat, dan tidak membingungkan.
h.
Diketahui public
Anggaran harus diinformasikan kepada
masyarakat luas.
G. PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Penyusunan dan
pelaksanaan anggaran tahunan merupakan
rangkaian proses anggaran. Proses penyusunan anggaran mempunyai empat tujuan,
yaitu :
1.
Membantu pemerintah mencapai
tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi antar bagian dalam lingkungan
pemerintah.
2.
Membantu menciptakan efisiensi
dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa publik proses pemrioritasan.
3.
Memungkinkan bagi pemerintah
untuk memenuhi prioritas belanja.
4.
Meningkatkan transaparansi dan
pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR/DPRD dan masyarakat luas.
Faktor dominan yang terdapat dalam
proses penganggaran adalah:
1.
Tujuan dan target yang hendak
dicapai
2.
Ketersediaan sumber
daya(faktor-faktor produksi yang dimiliki pemerintah)
3.
Waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan dan target
4.
Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi anggaran, seperti munculnya peraturan pemerintah yang baru,
fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik, bencanna alam , dan sebagainya.
Pengelolaan
keuangan publik melibatkan beberapa aspek, yaitu aspek penganggaran, aspek
akuntansi, aspek pengendalian , dan aspek auditing.
H. PRINSIP-PRINSIP POKOK DALAM SIKLUS ANGGARAN
I. Tahap persiapan anggaran.
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran
pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia. Terkait dengan
masalah tersebut, yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiranj
pengeluaran, hendaknya terlebih dahulu diulakukan penaksiran pendapatan secara
lebih akurat. Selain itu, harus disadari adanya masalah yang cukup berbahaya
jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat bersamaan drengan pembuatan
keputusan tentang angggaran pengeluaran.
II. Tahap ratifikasi
Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses
politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak
hanya memiliki managerial
skill namun juga harus mempunyai political skill, salesman ship, dan coalition
building yang memadai.
Integritas dan kesioapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam
tahap ini. Hal tersebut penting karena dalam tahap ini pimpinan eksekutif harus
mempunyai kemampuan untuk menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-pertanyaan dan
bantahan- bantahan dari pihak legislatif.
III.
Tahap
implementasi/pelaksanaan anggaran.
Dalam tahap ini yang paling penting adalah yang harus
diperhatikan oleh manajer keuangan publik adalah dimilikinya sistem (informasi)akuntansi dan sistem pengendalian manajemen.
IV.
Tahap pelaporan dan
evaluasi.
Tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap implementasi telah didukung dengan sistem
akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting and evaluation tidak akan menemukan banyak masalah.
I. PERKEMBANGAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Sistem anggaran
sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrumen kebijakan
multifungsi yang digunakan sebagai alat
untuk mencapai tujuan organisasi. Hal tersebut tercermin dalam komposisi dan besarnya anggaran yang secara
langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan.
Agar fungsi perencanaan dan pengawasan dapat berjalan lancar maka sistem
anggaran serta pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan
dengan cermat dan sistematis. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan
dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat
dua pendekatan utama yang memiliki perbedaan mendasar yaitu anggaran
tradisional/anggaran konvensional dan pendekatan new public management.
J. ANGGARAN TRADISIONAL
Anggaran
tradisional merupakan pendekatan yang banyak digunakan di negara berkembang
dengan tujuan utama adalah pada pengawasan dan pertanggungjawaban terpusat.
Terdapat 2 ciri dari pendekatan ini yaitu penyusunan di dasarkan atas
pendekatan incrementalism dan struktur dan susunan anggaran yang
bersifat line-time.
Incrementalism merupakan
sutau pendekatan yang hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada
item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan menggunakan data tahun
sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau
pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam.
Line Time budget
didasarkan atas dasar sifat(nature)
dari penerimaan dan pengeluaran. Sifat ini tidak memungkinkan untuk
menghilangkan item-item penerimaan atau pengeluaran yang telah ada dalam
struktur anggaran , walaupun sebenarnya tidak relevan. Penyusunan anggaran
dengan menggunakan struktur line-time dilandasi
alasan adanya orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol
pengeluaran.
Ciri lain dari
pendekatan tradisional yaitu bersifat spesifikasi, tahunan dan menggunakan
prinsip anggaran bruto.
Kelemahan anggaran tradisional
Dilihat dari
berbagai sudut pandang, metode penganggaran tradisional memiliki beberapa
kelemahan antara lain ;
1.
Hubungan yang tidak memadai
(terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana pembagunan jangka panjang.
2.
Pendekatan incrementa
menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah diteliti secara penuh
efektifitasnya.
3.
Lebih berorientasi pada input
dari pada output.
4.
Sekat-sekat antara departemen
yang kaku membuat tujuan nasional secara keseluruhan sulit dicapai.
5.
Proses anggaran terpisah untuk
pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi
6.
Anggaran tradisional bersifat
tahunan
7.
Sentralisasi penyiapan anggaran,
ditambah dengan informasi yang tidak memadai menyebabkan lemahnya prencanaan
anggaran
8.
Persetujuan anggaran yang
terlamba, sehingga gagal memberikan mekanisme pengendalian untuk pengeluaran
yang sesuai, seperti seringnya dilakukan revisi anggaran dan manipulasi
anggaran.
9.
Aliran informasi (system
informasi financial) yang tidak memadai yang menjadi dasar mekanisme
pengendalian rutin, mengindentifikasi masalah dan tindakan.
K. PERUBAHAN PENDEKATAN ANGGARAN
Pendekatan baru
dalam sistem anggaran publik cenderung memiliki karakteristik umum sebagai
berikut:
a.
Komprehensif/komperatif
b.
Terintegrasi dan lintas
departmen
c.
Proses pengambilan keputusan
yang rasional
d.
Berjangka panjang
e.
Spesifikasi tujuan dan
perangkingan prioritas
f.
Analisi total cost dan benefit (termasuk oppotunity
cost)
g.
Berorientasi input, output dan
outcome, bukan sekedar input.
h.
Adanya pengawasan kinerja.
L. ANGGARAN KINERJA
Pendekatan kinerja
disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran
tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur
yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran
pelayanan public, anggaran dengan pendekatan kinerja menekankan konsep value
for money dan pengawasan atas kinerja output, pendekatan ini cendrung menolak
pandangan anggaran tradisional yang menganggap bahwa tanpa adanya arahan dan
campur tangan pemerintah dan menyalagunakan kedudukan mereka dan cendrung boros
(over spending). Menurut pendekatan kinerja, dominasi pemerintah akan dapat
diawasi dan dikendalikan melalui penerapan internal cost awareness, audit
keuangan dan audit kenerja, serta evaluasi kinerja eksternal, dengan kata lain
pemerintah dipaksa bertindak berdasarkan cost minded dan harus efisien. System
anggaran kinerja system yang mencakup penyusunan program dan tolak ukur kinerja
sebagai instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran.
M. PERKEMBANGAN SISTEM
ANGGARAN
Reformasi sektor publik yang salah satunya ditandai dengan munculnya era
New Public Management telah mendorong usaha untuk mengembangkan pendekatan yang
lebih sistematis dalam perencanaan anggaran sektor publik.
Seiring dengan perkembangan tersebut, muncul beberapa teknik penganggaran
sektor publik, misalnya adalah teknik anggaran kinerja (performance budgeting),
Zero Based Budgeting (ZBB), dan Planning, Programming, and Budgeting System
(PPBS).
N. ZERO BASED BUDGETING (ZBB)
Konsep zero based
budgeting (ZBB) dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada system
anggaran tardisional, zbb tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk
menyusun anggaran tahun ini, namun penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan
saat ini, dengan zbb seolah-olah proses anggaran dimulai dengan hal yang baru
sama sekali, item angaran yang sudah tidak relevan den tidak mendukung pencapaian
tujuan orientasi dapat hilang dari struktur anggaran atau juga muncul item
baru.
Proses implementasi zero
based budgeting(zbb)
Proses implementasi zbb terdiri dari
tiga tahap yaitu;
1.
Indentifikasi unit-unit keputusan, zero based budgeting (ZBB) merupakan system anggaran yang berbasis
pusat pertanggungjawaban sebagai dasar perncanaan dan pengendalian anggaran,
suatu unit keputusan merupakan kumpulan dari unit keputusan level yang lebih
kecil. Setelah dilakukan indentifikasi unit-unit keputusan secara tepat, tahap
berikutnya adalah menyiapkan dokumen yang berisi tujuan unit keputusan dan
tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
2.
Penentuan paket-paket keputusan. Paket
keputusan merupakan gambaran komprehensif mengenai bagian dari aktivitas
organisasi atau fungsi yang dapat dievaluasi secara individual. Secara teoritis
paket-paket keputusan dimaksudkan untuk mengindentifikasi berbagai alternative
kegiatan untuk melaksanakan fungsiunit keputusan dan untuk menentukan perbedaan
level usaha pada tiap-tiap alternative.terdapat dua jenis paket keputusan yaitu
1) paket keputusan yang bersifat smutualy exclusive adalah paket-paket yang
memiliki fungsi yang sama. 2) paket keputusan incremental, paket ini
merefleksikan tingkay usaha yang berbeda (dikaitan dengan biaya) dalam
melaksanakan aktifivas tertentu.
3.
Meranking dan mengevaluasi paket keputusan. Tahap ini merupakan jembatan untuk menuju proses alokasi sumber daya
antara berbagai kegiatan yang berbeda diantaranya sudah ada dan lainnya baru
sam sekali.
Keunggulan ZBB yaitu:
1.
Jika zbb dilaksanakan dengan
baik maka dapat mengasilkan alokasi sumber daya secara lebih efisien.
2.
Zbb berfokus pada value for
money
3.
Memudahkan untuk
mengindentifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidak efektifan biaya
4.
Meningkatkan partisipasi
manajemen level bawah dalam proses penyusunan anggaran
5.
Meningkatkan pengetahuan dan
motivasi staf dan manajer
6.
Merupakan cara sistematis untuk
menggeser status quo dan mendorong organisasi untuk selalu menguji alternative
aktivitas dan pola perilaku biaya serta tingkat pengeluaran.
Kelemahan ZZB yaitu;
1.
Proses memakan waktu yang lama
(time consuming)
2.
Zbb cendrung menekankan manfaat
jangka pendek
3.
Implementasi zbb membutuhkan
teknologi yang maju
4.
Masalah yang besar yang dhadapi
zbb adalah pada proses meranking dan merivew paket keputusan
5.
Untuk melakukan perankingan
paket keputusan dibutuhkan staf yang memiliki keahlian yang mungkin tidak
dimiliki orentasi
6.
Memungkinkan munculnya kesan
yang keliru bahwa semua paket keputusan harus masuk dalam anggaran
7.
Implementasi zbb menimbulkan
masalah keprilakuan dalam organisasi
O. PLANING, PROGRAMMING, AND
BUDGETING SYSTEM (PPBS)
PPBS merupakan
teknik penganggaran yang didasarkan pada teori system yang berorintasi pada
output dan tujuan dengan penekanan utamanya alokasi sumber daya berdasarkan
analisis ekonomi. System anggaran PPBS tidak berdasarkan pada struktur
organisasi tradisional yang terdiri dari divisi-divisi, namum berdasarkan
program , yaitu pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu. PPBS
adalah salah satu model penganggaran yang ditujukan untuk membantu manajemen
pemerintah untuk membuat keputusan alokasi sumber daya secara lebih baik.
Proses implementasi PPBS
Langkah implementasi PPBS meliputi
1.
Menentukan tukuan umum
organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas.
2.
Mengindentifikasi
program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.
Mengevaluasi berbagai
alternative program dengan menghitung cost-benefit
dari masing-masing program.
4.
Pemilihan program yang memiliki
manfaat besar dengan biaya yang kecil.
5.
Alokasi sumber daya
kemasing-masing program yang disetujui.
PPBS
mensyaratkan organisasi menyusun rencana jangka panjang untuk mewujudkan tujuan
organisasi melalui program-program.
Karakteristik PPBS ;
1.
Berfokus pada tujuan dan
aktifitas (program) untuk mencapai tujuan.
2.
Secara eksplisit menjelaskan
implikasi terhadap tahun anggaran yang akan dating karena PPBS berorientasi
pada masa depan.
3.
Mempertimbangkan semua biaya
yang terjadi.
4.
Dilakukan analisis secara
sistematik atas berbagai alternative program, yang meliputi (a) indentifikasi
tujuan (b)indentifikasi secara sistematik alternative program untuk mencapai tujuan.
(c) estimasi biaya total dari masing-masing alternative program dan (d)
estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh dari alternative program.
Kelebihan PPBS yaitu:
1.
Memudahkan dalam pendelegasian
tanggung jawab dari manajemen puncak ke manajemen menengah.
2.
Dalam jangka panjang dapat
mengurangi beban kerja.
3.
Memperbaiki kualitas pelayanan
melalui pendekatan sadar biaya ( cost-consciousness/cots awareness) dalam
perencanaan program
4.
Lintas departemen sehinga dapat
meningkatkan komunikasi, kordinasi, dan kerja sama antara departemen.
5.
Menghilangkan program yang
overlapping atau bertentangan dengan pencapain tujuan organisasi.
6.
PPBS menggunakan teori marginal
utility, sehingga mendorong alokasi sumber daya secara optimal.
Kelemahan PPBS yaitu:
1.
PPBS membutuhkan system
informasi yang canggih.
2.
Implementasi PPBS membutuhkan
biaya yang besar karena PPBS membutuhkan teknologi yang canggih.
3.
PPBS bagus secara teori namum
sulit untuk diimplementasikan.
4.
PPBS mengabaikan realitas
politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan manusia yang kompleks.
5.
PPBS merupakan teknik anggaran
yang statiscally oriented, staststik hanya dapat untuk mengukur beberapa
program tertentu saja.
6.
Pengaplikasian PPBS menghadapi
masalah teknis.
P. PENERAPAN ANGGARAN
DI INDONESIA
Anggaran berbasis kinerja merupakan metode penganggaran bagi manajemen
untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan
dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisisiensi dalam pencapaian
hasil dari keluaran tersebut. Pemerintah Indonesia telah melakukan persiapan
pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja dengan mengeluarkan berbagai peraturan
perundang-undangan serta petunjuk teknis dan pelaksanaannya. Berdasarkan paket
undang-undang keuangan negara terjadi perubahanmi ndset pengelolaan keuangan
negara yang lebih mengedepankan efisiensi dan efektivitas serta mendorong
terwujudnya akuntabilitas dan transparansi. Perubahan paradigma baru seharusnya
didukung oleh personalia atau sumberdaya manusia yang handal, memiliki
kompetensi yang sesuai dan memiliki kinerja yang jelas dan terukur.
Walau demikian belum semua aturan tersebut diimplementasikan dengan baik
dan konsisten. Masih kurangnya pemahaman semua pihak tentang peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan masih lemahnya komitmen untuk
melaksanakannya menjadikan implementasi anggaran berbasis kinerja belum
berjalan dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran (awareness) dan
komitmen yang tinggi dari seluruh pihak untuk menerapkan anggaran berbasis
kinerja ini sehingga dapat tercipta tata kelola pemerintahan yang lebih baik
(good governance).
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.Mardiasmo,MBA,Ak ( 2002), “Akuntansi Sektor Publik”,
Yogyakarta:Andi
Bastian Indra. 2001.“Akuntansi
Sektor Publik di Indonesia”, Yogyakarta: BPFE UGM,.
Ihyaul Ulum. 2004. “Akuntansi
Sektor Publik”, Yogyakarta: UMM PRESS.
Mery Blog diakses tanggal 27 September 2011 : http://www.merysblog.blogspot.com/2011/02/anggaran-sektor-publik.html
Wikipedia diakses tanggal 2 Oktober 2011 :
http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Sektor_Publik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar