Penalaran dalam perekayasaan pelaporan keuangan
bersifat deduktif dan normatif, penyimpulan harus dimulai dari suatu asumsi
yang disepakati dan dianggap valid tanpa harus diuji kebenarannya. Asumsi
tersebut biasanya berbentuk konsep dan dinyatakan secara eksplisit atau
implisit. Berbagai sumber atau penulis mengajukan konsep dasar yang isinya
berbeda-beda. Perbedaan konsep dasar dapat terjadi karena perbedaan persepsi
dari berbagai sumber tentang faktor lingkungan atau perbedaan pendefinisian
makna atau status suatu konsep dasar. Dari berbagai sumber/penulis tersebut,
konsep-konsep dasar yang diuraikan oleh Paton dan Littleton sudah cukup lengkap
karena dapat menjelaskan tentang faktor lingkungan dan praktik akuntansi yang
berjalan pada jamannya. Konsep-konsep dasar dari tersebut yaitu : Entitas
bisnis atau kesatuan usaha (The business
entity) menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau
badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri.
implikasi: batas kesatuan, pengertian ekuitas pengertian pendapatan, pengertian biaya, sistem
berpasangan,persamaan akuntansi, artikulasi. Sudut pandang akuntansi berarti
bahwa akuntansi berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan
pemilik.
Kontinuitas kegiatan/usaha (Continuity of activity) menyatakan bahwa kalau tidak ada
tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan
usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan
usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu tak terbatas. Implikasi:
Laporan periodik, fungsi statement laba-rugi, fungsi neraca dll. Sudut pandang
akuntansi yaitu konsep ini menganut konsep atas dasar penalaran bahwa harapan
normal atau umum (normal expectation) pendirian perusahaan adalah untuk
berlangsung terus dan berkembang bukan untuk mati atau likuidasi. Mengukur
pertimbangan-pertimbangan (Measured
consideration)Jumlah rupiah atau penghargaan sepakatan (measured
consideration) yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran (exchange
activities) merupakan bahan olah dasar akuntansi (the basic subject matter of
accounting) yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik yang
masuk (pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar (biaya). Sudut pandang
akuntansi menyediakan informasi yang berpautdengan kegiatan perusahaan yang
sebagian besar terdiri atas transaksi pertukaran dengan perusahaan lain. Kos
melekat (Cost attach) menyatakan
bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasinya hingga kos bersifat mudah
bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabungkan kembali mengikuti objek yang
didekati. Berbagai kos mempunyai daya saling mengikat antara yang satu dan yang
lainnya ikatan objek-objek yang disimbolkannya. Bila berbagai komponen
digabungkan menjadi suatu objek atau barang baru, gabungan kos yang baru
semata-mata merupakan penggabungan berbagai kos yang melekat pada tiap komponen
tanpa memperhatikan nilai ekonomik baru yang melekat pada barang baru.
Upaya dan capaian/hasil (Effort and accomplishment) menyatakan bahwa biaya merupakan upaya
dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Secara konseptual, pendapatan
timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya. Implikasi:
perlunya basis asosiasi, penakar asosiasi ideal dan praktis, Kos Akrual, sampai
dengan pos-pos luar biasa. Bukti objektif yang dapat diperiksa (Variviable, objective evidence)
menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan
tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan
didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya
(keabsahannya/keautetikannya). Secara sudut pandang akuntansi tidak mendasarkan
diri pada objektivitas mutlak melainkan pada objektivitas relatif. Asumsi (Assumptions) menyatakan bahwa asumsi
di sini merupakan penjelasan bahwa keenam dasar sebelumnya merupakan asumsi
atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala keterbatasannya.
Penghargaan
sepakat yang menjadi kos sebagai bahan olah akuntansi yang didasarkan atas
asumsi bahwa kos faktor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukkan nilai
wajar pada saat terjadinya. Asumsi dibalik penalaran tersebut adalah bahwa para
pelaku ekonomi bertindak rasional, suatu asumsi yang tidak selalu benar dalam
tiap keadaan. Acapkali terjadi bahwa pihak-pihak yang melakukan transaksi tidak
bertindak sepenuhnya mengikuti mekanisme pasar yang berlaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar