Rabu, 19 September 2012

KONSEP DASAR AKUNTANSI



Penalaran dalam perekayasaan pelaporan keuangan bersifat deduktif dan normatif, penyimpulan harus dimulai dari suatu asumsi yang disepakati dan dianggap valid tanpa harus diuji kebenarannya. Asumsi tersebut biasanya berbentuk konsep dan dinyatakan secara eksplisit atau implisit. Berbagai sumber atau penulis mengajukan konsep dasar yang isinya berbeda-beda. Perbedaan konsep dasar dapat terjadi karena perbedaan persepsi dari berbagai sumber tentang faktor lingkungan atau perbedaan pendefinisian makna atau status suatu konsep dasar. Dari berbagai sumber/penulis tersebut, konsep-konsep dasar yang diuraikan oleh Paton dan Littleton sudah cukup lengkap karena dapat menjelaskan tentang faktor lingkungan dan praktik akuntansi yang berjalan pada jamannya. Konsep-konsep dasar dari tersebut yaitu : Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The business entity) menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri. implikasi: batas kesatuan, pengertian ekuitas pengertian pendapatan,  pengertian biaya, sistem berpasangan,persamaan akuntansi, artikulasi. Sudut pandang akuntansi berarti bahwa akuntansi berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan pemilik.
Kontinuitas kegiatan/usaha (Continuity of activity) menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu tak terbatas. Implikasi: Laporan periodik, fungsi statement laba-rugi, fungsi neraca dll. Sudut pandang akuntansi yaitu konsep ini menganut konsep atas dasar penalaran bahwa harapan normal atau umum (normal expectation) pendirian perusahaan adalah untuk berlangsung terus dan berkembang bukan untuk mati atau likuidasi. Mengukur pertimbangan-pertimbangan (Measured consideration)Jumlah rupiah atau penghargaan sepakatan (measured consideration) yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran (exchange activities) merupakan bahan olah dasar akuntansi (the basic subject matter of accounting) yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik yang masuk (pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar (biaya). Sudut pandang akuntansi menyediakan informasi yang berpautdengan kegiatan perusahaan yang sebagian besar terdiri atas transaksi pertukaran dengan perusahaan lain. Kos melekat (Cost attach) menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasinya hingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabungkan kembali mengikuti objek yang didekati. Berbagai kos mempunyai daya saling mengikat antara yang satu dan yang lainnya ikatan objek-objek yang disimbolkannya. Bila berbagai komponen digabungkan menjadi suatu objek atau barang baru, gabungan kos yang baru semata-mata merupakan penggabungan berbagai kos yang melekat pada tiap komponen tanpa memperhatikan nilai ekonomik baru yang melekat pada barang baru.
Upaya dan capaian/hasil (Effort and accomplishment) menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya. Implikasi: perlunya basis asosiasi, penakar asosiasi ideal dan praktis, Kos Akrual, sampai dengan pos-pos luar biasa. Bukti objektif yang dapat diperiksa (Variviable, objective evidence) menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya (keabsahannya/keautetikannya). Secara sudut pandang akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas mutlak melainkan pada objektivitas relatif.  Asumsi (Assumptions) menyatakan bahwa asumsi di sini merupakan penjelasan bahwa keenam dasar sebelumnya merupakan asumsi atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala keterbatasannya.
Penghargaan sepakat yang menjadi kos sebagai bahan olah akuntansi yang didasarkan atas asumsi bahwa kos faktor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukkan nilai wajar pada saat terjadinya. Asumsi dibalik penalaran tersebut adalah bahwa para pelaku ekonomi bertindak rasional, suatu asumsi yang tidak selalu benar dalam tiap keadaan. Acapkali terjadi bahwa pihak-pihak yang melakukan transaksi tidak bertindak sepenuhnya mengikuti mekanisme pasar yang berlaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar